Halo kamu, Mahasiswa Baru Kesehatan Masyarakat Indonesia.
Di perjalanan Jakarta-Lombok, pikiran saya sangat terusik. Setelah menonton salah satu video pesan dari mentor saya, ada sebuah pertanyaan sederhana, “Seberapa banyak nilai-nilai yang sudah kamu bagikan kepada para penerusmu? Ingat, penyampaian nilai adalah bagian dari kaderisasi.” Maka, izinkanlah saya berbagi, tentang kisah saya, semoga bermanfaat ya :)
Siapa saya? Hahaha, Right, nama saya Fitra. Saya seorang alumni Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia angkatan 2010. Tahun 2014 lalu saya memperoleh gelar sarjana saya, sayangnya, tidak cumlaude. IPK saya hanya 3,37. Biasa-biasa saja. Saya tidak termasuk golongan Mahasiswa Berprestasi secara Akademik, tapi saya beruntung karena diberi kehormatan untuk berangkat ke Jepang mewakili Indonesia dalam forum Urban Environmental Health in Asia, yang pesertanya khusus untuk S2 dan S3. Yap, benar, saya peserta termuda dan satu-satunya yang belum memiliki gelar Sarjana. Semasa kuliah, lagi-lagi IPK saya biasa biasa saja, skripsi saya tak ada yang istimewa, tapi sebelum wisuda, sudah di terima di 3 Perusahaan Besar, Oil & Gas, NGO, dan Konsultan Sistem Manajemen. Kini pekerjaan saya adalah berbagi, rutin ke perusahaan-perusahaan untuk memberikan pelatihan tentang Sistem Manajemen K3, Lingkungan, Mutu, dan Produktivitas, juga keliling kampus dan komunitas untuk berbagi tentang Leadership, Kreativitas, dan ‘Movement’.
Dulu, tidak ada sedikit pun cita-cita saya untuk menjadi bagian dari Kampus Kesmas. Yap, saya salah jurusan awalnya. Saya nyasar. Dari sinilah perjalanan saya dimulai. Ada yang merasa senasib?
Mei 2010
Pengumuman Ujian Saringan Masuk ITB di release. Arsitek adalah cita-cita saya. Seorang anak SMA lugu asal Pati, Jawa Tengah, berangkat ke Bandung untuk mengikuti Bimbingan Belajar Masuk ITB. Sebulan penuh di kota orang, belajar mati-matian demi menggapai cita-cita. Beberapa kali try out, nama saya selalu masuk 10 besar, dari total hampir 500 siswa bimbel tersebut. Optimis? Yap, sangat. Kampus ITB sudah di depan mata. Namun ternyata, Tuhan ingin menggoda. Musim dingin mulai menghinggapi kota kembang ini tepat 2 minggu sebelum ujian dimulai. Suhu dingin sekali, sering hujan, dan membuat anak pantura ini shock iklim. Saya flu berat, 1 minggu sebelum ujian. Batuk, Pilek, ditambah terkena gejala tipes tepat 3 hari sebelum ujian. Kamu pasti tahu hasilnya, yap, akhirnya saya tidak diterima. Di hari pengumuman itu, saya menangis sejadi-jadinya. Rasanya masa depan yang tadinya cemerlang, hilang begitu saja.
Juni 2010
Simak UI, diumumkan. Saya yang waktu itu iseng mendaftar, dengan tiga pilihan : Kedokteran, Arsitek, dan Kesehatan Masyarakat, ternyata diterima di pilihan ketiga. Kesmas. Kebimbangan pun di mulai. Tadinya, saya ingin mencoba lagi mendaftar di ITB lewat jalur SNMPTN. Tapi, hari H ujian ternyata bersamaan dengan hari pendaftaran ulang Simak UI. I must choose.
Teguh memperjuangkan impian dengan memilih SNMPTN, atau mengorbankan impian demi memilih kepastian.
Di saat itu, saya terserang panic syndrom. And the end, saya menggadaikan impian saya dengan memilih kepastian, yaitu kuliah di Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia. Mungkin diantara kamu yang membaca ini, ada yang mengalami hal yang serupa dengan saya. Masuk di pilihan jurusan yang kesekian, dan jurusan yang sangat asing bagimu.
Apakah saya menyesal? No, sekarang saya justru bersyukur atas pilihan saya dulu. Saya sangat bangga menjadi bagian Kesehatan Masyarakat Indonesia :)
Agustus 2010
Seorang Mahasiswa Baru, akhirnya berdamai dengan dirinya sendiri, dan mulai mencari tahu sedetail mungkin tentang kampus dan jurusan tempatnya kuliah. Kegalauan untuk pindah jurusan terus menghantui, apalagi setelah tahu, bahwa 70% dari mahasiswa jurusannya adalah perempuan. Hahaha, Fakultas Kebanyakan Muslimah julukannya. Tapi, jurusan ini benar-benar membuat penasaran. Dulu, di semester pertama, saking galaunya, saya menghubungi guru-guru besar Kesmas di UI, untuk ngobrol, tentang hal yang sangat sepele, yaitu Apa itu Kesmas? Bagaimana Masa Depannya? Kenapa Bapak atau Ibu memilih kesmas? Sungguh, sekarang saya merasa itu adalah pertanyaan yang bodoh hahahaha.
Prof Ascobat Gani, berkata dalam bukunya, Public Health is something to do with loving the People.
Prof Hasbullah, dalam sebuah diskusi berkata, Kesmas itu prevent, protect, dan promote.
Ibu Agustin, dalam diskusi, menjelaskan, kesmas itu membangun masyarakat agar bisa hidup sehat, baik secara fisik, mental, spiritual, dan lain sebagainya.
Ada juga Prof Adik, Prof Wiku, Pak Bambang, Prof Made, dan dosen-dosen lainnya yang memperkuat keyakinan saya.
Bahwa ini adalah jalan yang dipilihkan Tuhan. Kesehatan Masyarakat adalah tempatnya mencetak para arsitek yang bisa membuat masyarakat tidak sakit. Yes. Prevent, Promote, Protect. Its more difficult than build a Tower, we must build a community. Its about build paradigm.
Tepat di bulan Januari 2011, akhirnya saya berdamai, dan memilih kesmas sebagai jalan hidup saya. Bagi saya, jurusan ini sangat unik dan istimewa. So, buat kamu yang masih galau tentang kesmas, silahkan berdiskusi bersama saya :) semoga saya bisa membantumu.
Saya selalu ingat wejangan mentor-mentor saya di kampus. Mereka selalu bilang, yang menentukan kualitas seseorang ada 2, yaitu orang yang paling sering dia temui, dan buku yang paling sering dia baca.
Saya menerjemahkannya menjadi 2, yaitu ikut organisasi, seminar, conference, dan bergaul dengan orang keren sebanyak-banyaknya, maka kamu akan ikut keren. Lalu, baca buku-buku akademis, pengembangan diri, biografi, dan tema-tema yang bisa meningkatkan kemampuan, wawasan, dan karakter kamu.
Maka, setiap tahun, saya selalu antusias mengikuti berbagai organisasi yang tentunya bukan cuma numpang nama doang, tapi siap berkontribusi maksimal baik waktu, pikiran, tenaga, maupun finansial. Tentu, hasil akan sesuai dengan usaha dan pengorbanan yang kita lakulan, setuju?
Di tahun pertama dan kedua, saya mengikuti total 8 Organisasi dan banyak sekali kepanitiaan, baik yang levelnya fakultas maupun universitas. Seminar yang saya ikuti pun tak terhitung jumlahnya, lebih dari 40 yang ada bukti sertifikatnya. Semangatnya cuma satu, selagi muda saatnya berkontribusi dan belajar sebanyak-banyaknya. Saya jamin, banyak sekali manfaatnya. Apakah capek? Jelas, super capek sekali, hehehe, tapi jalani saja. Libatkan hati yang tulus, supaya segalanya terasa ringan.
Di Akademik? Saya biasa-biasa saja. Ini yang sekarang cukup saya sesali hehe, belajarnya dulu sistem kebut semalam. Secara angka IPK mungkin saya kalah, tapi secara wawasan dan diskusi saya berani diadu hehe. Dulu, saya berjanji pada diri saya sendiri, minimal harus ada yang bisa dibanggakan. Karena tekad yang kuat, saya pun menjuarai beberapa perlombaan akademik, yaitu Juara 2 PKM-Pengabdiam Masyarakat tingkat UI, Juara Debat Bahasa Indonesia, beberapa kali paper saya lolos conference internasional. Cukup puas? Belum, rasanya banyak hal lain yang seharusnya bisa dicapai.
Di tahun kedua hingga keempat, alhamdulillah, saya dipercaya menjadi nahkoda beberapa organisasi dan kepanitiaan, diantaranya BEM FKM UI, KOMPI UI, Kastrat BEM FKM UI, ISMKMI dan beberapa lainnya. Pesannya sederhana, ketika kamu mengabdi di sebuah organisasi, loyal dan fokuslah hingga suatu saat kamu dipercaya menjadi nahkoda atau tim intinya. Karena semakin tinggi level kita, semakin besar kebermanfaatan yang bisa diberikan, InsyaAllah.
Saya sangat percaya pepatah, 1 musuh terlalu banyak, 1000 teman terlalu sedikit. Maka, bergaulah tanpa membeda-bedakan. Dulu saya punya cita-cita, minimal 1 teman di 1 kota, saya pun mengikuti organisasi level Nasional, yang isinya anak Kesmas Se-Indonesia, ISMKMI namanya, dan disana mimpi saya terwujud. Bukan hanya mendapat teman, bahkan saya mendapat kesempatan jalan-jalan keliling indonesia. Raja Ampat salah satunya. :)
Dulu ketika awal-awal menjadi leader, saya sering banget melakukan kesalahan, arogan, kurang mendengar, dan lain sebagainya.
Mentor saya selalu bilang, “hidup itu belajar. Nggak papa salah sekarang waktu masih di kampus, daripada nanti waktu udah mimpin negeri ini? Jadi puas-puasin dulu salahnya, supaya nanti nggak salah lagi.”
Itu kalimat yang selalu menghibur saya, hehehe. Tapi, jangan sampai salah sampai kedua kalianya, apalagi berkali-kali, bisa bahaya itu.
Dulu sewaktu kuliah, salah satu yang paling saya sukai adalah turun ke jalan. Yap, bahasa umumnya DEMO, adrenalin selalu naik ketika jaket kuning digunakan turun ke jalan sambil menyanyikan lagu-lagu perjuangan. Saya percaya, mahasiswa adalah penyambung lidah rakyat, jadi ketika ada sesuatu yang salah dan tidak berpihak kepada rakyat, suarakanlah. Tentu, harus logis, berdasarkan moral dan intelektual, nggak asal turun ke jalan ya. Buat yang mau diskusi tentang gerakan mahasiswa, saya siap menjelaskan sejelas-jelasnya. Hehe. Dulu, gara-gara keseringan demo, saya sampai beberapa kali di undang Ibu Menteri Kesehatan (Ibu Nafsiah Mboi) untuk ketemu dan ngobrol, berulang kali diundang kemenkes untuk membicarakan isu-isu kesehatan. So, bukan Demo yang anarkis ya, tapi cerdas dan strategis.
Lalu buat kamu yang ingin meringankan beban orang tua, di kampus banyak sekali beasiswa, baik itu yang berdasarkan kemampuan ekonomi, prestasi, aktivis, maupun beasiswa leadership dan lain sebagainya. Selama di kampus, saat S1 saya diterima di 3 beasiswa, yaitu PPA waktu semester 1 (prestasi Akademis), Rumah Turki (Beasiswa dari Turki), dan PPSDMS NF (Beasiswa Karakter & Leadership). Saat ini, mungkin sudah sangat banyak beasiswa yang bisa kamu raih. Pasti Bisa! Tinggal kamu penuhi semua persyaratannya.
Sekarang, sambil bekerja di Perusahaan saya sendiri, saya sedang menyelesaikan S2 saya di bidang Keselamatan, Kesehatan, Kerja FKM UI. Akhirnya, saya merasa belum puas hanya sampai di S1, saya nagih kuliah lagi di Fakultas Kesehatan Masyarakat. InsyaAllah, tahun 2017 sudah bisa meraih gelar Master Keselamatan Kesehatan Kerja (M.KKK), doanya ya semua.
Saya selalu percaya, Sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat. Manfaat kita akan semakin banyak, ketika kita semakin banyak belajar, baik di dalam kelas dan di luar kelas. 4 tahun di kampus adalah waktu yang terlalu sebentar, maka maksimalkan karyamu, maksimalkan kontribusimu, buat ceritamu sendiri. Dan ceritakanlah nanti kepada adik-adikmu, cerita-cerita lucu, haru, semangat yang nantinya bisa menggugah siapun yang mendengarnya. Mari, cetak sejarahmu di Kampus Kesehatan Masyarakat:)
Saya ucapkan, Selamat Datang para mahasiswa baru kesehatan masyarakat, selamat mengabdi, berkarya, dan berdampak. Sangat sayang jika selama 4 tahun kuliah hanya kamu habiskan di dalam kelas. Keluarlah, carilah lahan untuk bermanfaat sebanyak-banyaknya. Selamat menjadi bagian dari Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Indonesia. Masa Depan Indonesia ada di pundak kita semua.
Hidup Mahasiswa!
Hidup Rakyat Indonesia!
Hidup Kesehatan Masyarakat Indonesia!
Salam Hangat,
Mn Fitra
Mastiur Sihombing said:
Hmmm..inspiratif
SukaSuka
Diniyah Indah Fahmi Putri said:
Terima kasih kak atas motivasinya kak….
Kak, saya Dini Maba S1 Reguler K3 FKM UI kak…
Saya mau sharing sama kakak tentang perjalanan saya menuju UI Kak….
Mohon bantuannya kak
SukaSuka
mnfitra said:
Halo Dini, siap, monggo langsung kontak saya via whatsapp ya, semoga bisa membantu
SukaSuka
Dian rachmawati said:
Tulisan Kaka sngat bgus, sya jd termotivasi lanjut s1.sya Dian ka mau tny klo d3 analis kesehatan bisa lanjut ke prodi s1 kesehatan lingkungan di UI gk y,kelas karyawan .terima ksh bnyk…
SukaSuka
mnfitra said:
Halo Dian, terimamasih, bisa banget, kelas Ekstensi namanya, jalur masuknya lewat Simak UI, semoga selalu sukses yaa Dian
SukaSuka
Dian rachmawati said:
Amin… Terima ksh bnyk Kaka
SukaSuka
Fahmi said:
Tks banyak Fitra, telah berbagi cerita ttg KESMAS. Anak Ibu tahun ini diterima di FKM USU. Semoga cerita ini bisa menginspirasi nya☺
SukaSuka
mnfitra said:
Sama-sama Ibu, semoga anaknya bisa sukses dan semangat selalu yaa dalam menjalani perkuliahannya, doa saya untuk anak Ibu :)
SukaSuka
wida paramitha said:
Hallo aku wida paramitha, mahasiswi S1 kesmas, bangga sekali rasanya bisa berkesempatan membaca tulisan kakak,.. saya malu karena selama ini hanya duduk manis di dalam kelas tanpa tau nikmatnya dunia organisasi. Namun tulisan kakak membuat saya terinspirasi, semoga saya pun mampu meraih mimpi melalui jurusan ini, dan astungkara tahun 2017 kita bisa sama sama ya kak, kakak lulus s2 dan saya lulus s1,.. amin,..
Salam,
Wida
SukaSuka
mnfitra said:
Halo Wida, ayo masih 1 tahun yang bisa dimaksimalkan, terus berkarya dan berdampaak yaaaa :) semangat terus yaa Wida
SukaSuka
Advent said:
Ka . batas umur utk masuk skm maksimal brp tahun?
SukaSuka
mnfitra said:
Tergantung universitasnya, kalau untuk . S1 yang dari SMA, sesuai dengan kebijakan kampus, yaitu maksimal 2 tahun setelah lulus SMA (*kalau tidak salah), monggo langsung cek web kampus yaaa
SukaSuka
Ping-balik: Surat Untuk Mahasiswa Baru Kesehatan Masyarakat – ISMKMI
zaynuddin said:
Halo kak saya zay dari medan, saya sangat berterim kasih
Karena kakak sudah memotivasi saya untuk lebih berjuang
Sebagai mahasiswa baru kesehatan masyarakat.
Awalnya saya bingung, apa manfaat saya mempelajari jurusan ini dan bagaimana saya kelak kedepannya. Maklum la kak namanya saya lulus dari jalun SNMPTN yang saat itu saya hanya asal asalan memilih jurusan.
Tapi sekarang saya sadar bahwa segala sesuatu itu kelak pasti ada manfaatnya bagi kita. Setelah membaca cerita kakak ini saya jadi semangat untuk mengawali kuliah saya pada tahun ini dan saya berharap kakak bisa membantu saya kelak
Mohon bantuannnya ya kak………
SukaSuka
mnfitra said:
Sama-sama yaaa Zay, selamat berkarya dan berkontribusi yaaaa, semoga kamu jadi orang yang keren baik dalam akademik dan non akademik.
SukaSuka
Ping-balik: Surat Untuk Mahasiswa Baru Kesehatan Masyarakat – HipniKesMas.com
Sheila sekar soka said:
Halo kak, salam kenal 😊
InsyaAllah SNMPTN ini aku bakalan daftar di kesmas, boleh sharing yg lebih dalam lagi mengenai kasmas gak kak? Makasih sebelumnya 😊
SukaSuka
mnfitra said:
siapp, akan segera di share yaaa
SukaSuka
luthfia husna shabrina said:
Saya sangat berkesan dengan tulisan kakak. Kak mau tanya. Kalau cewek masuk k3 itu gimana ya. Itu nanti kita kerjasa lapangan gitu atau kita bagian manajeen ya. Terus kalau kesehatan lingkungan itu kerja gimana ya?
SukaSuka
Vicha said:
Biologi yg dipelajari di kesmas sama di kedokteran susahan mana ya kak?
Boleh bagi kontaknya juga ga kak?hehe mau tanya tanya nih:)
SukaSuka
mnfitra said:
Sama susahnya kalau nggak niat buat belajar… dan tidak ada yang susah kalau ada keinginan kuat untuk bisa. Boleh, mampir ke Instagram @mnfitra saja yaaah :)
SukaSuka